Kamis, 07 Agustus 2014

Asmaul Husna

Asmaul Husna adalah nama-nama yang baik milik Allah SWT. Secara harfiyah, pengertian Asmaul Husna adalah "nama-nama yang baik". Asmaul Husna merujuk kepada nama-nama, gelar, sebutan, sekaligus sifat-sifat Allah SWT yang indah lagi baik.

Istilah Asmaul Husna juga dikemukakan oleh Allah SWT dalam firman-Nya:

"Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai asmaa'ul husna (nama-nama yang baik)" (Q.S. Thaha:8).

Umat Islam dianjurkan berdoa kepada Allah sambil menyebut Asmaul Husna. Misalnya, saat seorang Muslim memohon ampunan-Nya, maka ia berdoa mohon ampun sambil menyebut "Al-Ghoffaar" (Yang Maha Pengampun) dan seterusnya.

"Katakanlah (olehmu Muhammad): Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaa'ul husna (nama-nama yang terbaik)..." (Q.S Al-Israa': 110)

"Allah memiliki Asmaul Husna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama yang baik itu..." (QS. Al-A'raaf : 180).

Jumlah Asmaul Husna adalah  99 nama, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Tirmidzi, diperkuat dengan hadits riwayat Bukhari.

Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata Nabi Muhammad Saw bersabda: "Sesungguhnya Allah Swt mempunyai 99 nama, yaitu seratus kurang satu, barangsiapa menghitungnya (menghafal seluruhnya) masuklah ia kedalam surga" (HR. Bukhari).

Daftar dan Makna Asmaul Husna
Ke-99 Asmaul Husna atau Nama-Nama yang Baik itu adalah sebagai berikut:

No.NamaArabIndonesia
AllahاللهAllah
1Ar RahmanالرحمنYang Maha Pengasih
2Ar RahiimالرحيمYang Maha Penyayang
3Al MalikالملكYang Maha Merajai/Memerintah
4Al QuddusالقدوسYang Maha Suci
5As SalaamالسلامYang Maha Memberi Kesejahteraan
6Al Mu`minالمؤمنYang Maha Memberi Keamanan
7Al MuhaiminالمهيمنYang Maha Pemelihara
8Al `AziizالعزيزYang Maha Perkasa
9Al JabbarالجبارYang Memiliki Mutlak Kegagahan
10Al MutakabbirالمتكبرYang Maha Megah, Yang Memiliki Kebesaran
11Al KhaliqالخالقYang Maha Pencipta
12Al Baari`البارئYang Maha Melepaskan (Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan)
13Al MushawwirالمصورYang Maha Membentuk Rupa (makhluk-Nya)
14Al GhaffaarالغفارYang Maha Pengampun
15Al QahhaarالقهارYang Maha Memaksa
16Al WahhaabالوهابYang Maha Pemberi Karunia
17Ar RazzaaqالرزاقYang Maha Pemberi Rezeki
18Al FattaahالفتاحYang Maha Pembuka Rahmat
19Al `AliimالعليمYang Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu)
20Al QaabidhالقابضYang Maha Menyempitkan (makhluk-Nya)
21Al BaasithالباسطYang Maha Melapangkan (makhluk-Nya)
22Al KhaafidhالخافضYang Maha Merendahkan (makhluk-Nya)
23Ar Raafi`الرافعYang Maha Meninggikan (makhluk-Nya)
24Al Mu`izzالمعزYang Maha Memuliakan (makhluk-Nya)
25Al MudzilالمذلYang Maha Menghinakan (makhluk-Nya)
26Al Samii`السميعYang Maha Mendengar
27Al BashiirالبصيرYang Maha Melihat
28Al HakamالحكمYang Maha Menetapkan
29Al `AdlالعدلYang Maha Adil
30Al LathiifاللطيفYang Maha Lembut
31Al KhabiirالخبيرYang Maha Mengenal
32Al HaliimالحليمYang Maha Penyantun
33Al `AzhiimالعظيمYang Maha Agung
34Al GhafuurالغفورYang Maha Pengampun
35As SyakuurالشكورYang Maha Pembalas Budi (Menghargai)
36Al `AliyالعلىYang Maha Tinggi
37Al KabiirالكبيرYang Maha Besar
38Al HafizhالحفيظYang Maha Memelihara
39Al MuqiitالمقيتYang Maha Pemberi Kecukupan
40Al HasiibالحسيبYang Maha Membuat Perhitungan
41Al JaliilالجليلYang Maha Mulia
42Al KariimالكريمYang Maha Mulia
43Ar RaqiibالرقيبYang Maha Mengawasi
44Al MujiibالمجيبYang Maha Mengabulkan
45Al Waasi`الواسعYang Maha Luas
46Al HakiimالحكيمYang Maha Maka Bijaksana
47Al WaduudالودودYang Maha Mengasihi
48Al MajiidالمجيدYang Maha Mulia
49Al Baa`itsالباعثYang Maha Membangkitkan
50As SyahiidالشهيدYang Maha Menyaksikan
51Al HaqqالحقYang Maha Benar
52Al WakiilالوكيلYang Maha Memelihara
53Al QawiyyuالقوىYang Maha Kuat
54Al MatiinالمتينYang Maha Kokoh
55Al WaliyyالولىYang Maha Melindungi
56Al HamiidالحميدYang Maha Terpuji
57Al MuhshiiالمحصىYang Maha Mengkalkulasi
58Al Mubdi`المبدئYang Maha Memulai
59Al Mu`iidالمعيدYang Maha Mengembalikan Kehidupan
60Al MuhyiiالمحيىYang Maha Menghidupkan
61Al MumiituالمميتYang Maha Mematikan
62Al HayyuالحيYang Maha Hidup
63Al QayyuumالقيومYang Maha Mandiri
64Al WaajidالواجدYang Maha Penemu
65Al MaajidالماجدYang Maha Mulia
66Al WahiidالواحدYang Maha Tunggal
67Al AhadالاحدYang Maha Esa
68As ShamadالصمدYang Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta
69Al QaadirالقادرYang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan
70Al MuqtadirالمقتدرYang Maha Berkuasa
71Al MuqaddimالمقدمYang Maha Mendahulukan
72Al Mu`akkhirالمؤخرYang Maha Mengakhirkan
73Al AwwalالأولYang Maha Awal
74Al AakhirالأخرYang Maha Akhir
75Az ZhaahirالظاهرYang Maha Nyata
76Al BaathinالباطنYang Maha Ghaib
77Al WaaliالواليYang Maha Memerintah
78Al Muta`aaliiالمتعاليYang Maha Tinggi
79Al BarriالبرYang Maha Penderma
80At TawwaabالتوابYang Maha Penerima Tobat
81Al MuntaqimالمنتقمYang Maha Pemberi Balasan
82Al AfuwwالعفوYang Maha Pemaaf
83Ar Ra`uufالرؤوفYang Maha Pengasuh
84Malikul Mulkمالك الملكYang Maha Penguasa Kerajaan (Semesta)
85Dzul Jalaali Wal Ikraamذو الجلال و الإكرامYang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
86Al MuqsithالمقسطYang Maha Pemberi Keadilan
87Al Jamii`الجامعYang Maha Mengumpulkan
88Al GhaniyyالغنىYang Maha Kaya
89Al MughniiالمغنىYang Maha Pemberi Kekayaan
90Al MaaniالمانعYang Maha Mencegah
91Ad DhaarالضارYang Maha Penimpa Kemudharatan
92An Nafii`النافعYang Maha Memberi Manfaat
93An NuurالنورYang Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya)
94Al HaadiiالهادئYang Maha Pemberi Petunjuk
95Al BaadiiالبديعYang Indah Tidak Mempunyai Banding
96Al BaaqiiالباقيYang Maha Kekal
97Al WaaritsالوارثYang Maha Pewaris
98Ar RasyiidالرشيدYang Maha Pandai
99As ShabuurالصبورYang Maha Sabar

Ada kepercayaan di sebagian kalangan tentang keutamaan (fadhilah) satu per satu nama-nama tersebut. Itu hanya karangan, tidak ada dalilnya, bahkan cenderung menjadi hal bid'ah (mengada-ada). 

Umat Islam hanya diharuskan mengenali dan memahami sebagai bagian dari penguatan keimanan kepada Allah SWT, dan sering menyebutnya dalam doa. Wallahu a'lam.*

kisah nabi Ibrahim mencari Tuhannya versi 2

Kisah Nabi Ibrahim Mencari Tuhan

Memang dalam al Qur’an banyak dibahas masalah akidah, tentang keimanan dan 
panjang lebar diuraikan contoh proses keimanan yang dilakukan nabi Ibrahim as . 
Oleh sebab itu nabi Ibrahim as dikenal sebagai nabi aqidah, karena dalam 
perjalanan spiritualnya Ibrahim mengalami proses yang sangat dinamis dan juga 
sangat mendasar.
   
  Seperti dijelaskan dalam surat Al Anbiyaa ayat  50-70. Dalam ayat itu 
dikisahkan proses nabi Ibrahim membangun kesadaran masyarakatnya bahwa patung 
(berhala) bukan Tuhan yang sesungguhnya, karena patung itu tidak bisa 
memberikan pertolongan, bahkan Ibrahim menunjukkan eksperimennya, dia hancurkan 
patung-patung itu  untuk membuktikan bahwa patung itu memang bukan Tuhan .
   
  Kemudian dalam surat Al An’am ayat 74-79. Di ayat itu diterangkan bagaimana 
Ibrahim mencari Tuhan dengan pendekatan yang jujur dan rasional, sehingga 
datang gelap malam tak ada satu pun manusia yang berkutik, tidak ada yang 
memiliki kekuasaan lagi, semua kehidupan terhenti ketika datang gelap malam. 
Kesimpulannya manusia dan alam semesta ini ditaklukkan oleh gelap malam dan 
pada saat gelap itu nabi Ibrahim melihat sebuah bintang dan dia berkata inilah 
Tuhanku, tetapi bintang yang dipertuhankan itu lama kelamaan sirna. Dan Ibrahim 
melihat alternatif lain, ada bulan, inilah Tuhanku tapi bulan juga sirna .
   
  Apa yang terjadi pada nabi Ibrahim? Ternyata dia gagal mencari Tuhannya. Dia 
gagal mencapai Tuhannya, dia tidak bisa meraih Tuhannya dengan indranya  dengan 
 matanya, telinganya, tangannya  bahkan dengan fikirannyapun dia mencoba 
membayangkan macam apa wujud Tuhan, Ibrahim gagal. 
   
  Rupanya memang Allah itu Al Ghaib, suatu yang misterius dan Ibrahim memang 
gagal mencapai Tuhannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Tetapi untuk 
mengatakan bahwa Tuhan itu tak ada, justru pengalaman Ibrahim selama ini 
mengarahkan pada kesimpulan, mesti ada sesuatu yang mengendalikan alam ini, 
Tuhan itu mesti ada. Tapi yang mana?  Akhirnya nabi Ibrahim  bersikap  
sebagaimana terungkap dalam Q S. 6 : 79.
   
  Tapi dari situ Ibrahim hanya bisa mengetahui bahwa Dia, Tuhan itu tetap Gaib. 
Oleh sebab itu siapa Dia, sebagai zat dalam al qur’an juga tidak dikenal. 
Istilah istilah keTuhanan dalam alqur’an , hanya nama- nama yang menjelaskan 
sifatnya saja, zatnya tidak diperkenalkan (Asmaul Husna 99). 
   
  Kemudian ada lagi 2 nama yang  menjelaskan tentang Dia, tapi menjelaskan 
tentang kedudukannya saja, Rabbun dan Ilaahun. Rabbun artinya pemilik dan 
penguasa, pendidik, pemelihara, pengendali, yang menjelaskan kedudukan dan 
Ilahun berasal dari kata Laha dan Ilaha yang berarti sesuatu yang abdi, yang 
dicintai, yang dikejar, yang diingini, yang didamba, yang diharap. 
   
  Jadi zat itu sendiri apa disebutnya? Memang ada satu istilah yang dalam 
Al-Qur’an yang banyak dipakai yaitu Allah sebagai nama zat. Allah itu selain 
sebagai Tuhan alam semesta, dalam Al-Qur’an dijelaskan pula sebagai sifat dan 
kedudukanNya, sebagian lagi ada ulama yang menjelaskan, ada lagi nama yang 
menjelaskan sebagai isim yaitu Allah. Tapi soal ini sebagian ulama ada 
perbedaan pendapat.
   
  Pertama dari sejarah, kalau dilihat kamus lisanul Arab, istilah Allah itu 
berasal dari Ilah, yang dicintai, yang diagungkan, yang dijadikan tempat 
bergantung. Jika demikian apapun bisa menjadi Ilah; yang dicintai, yang 
dikejar, yang didamba, segala yang diingin dan diharap itu namanya Ilah. Tetapi 
apakah yang segala diharap itu menjadi Tuhan alam semesta? Ya tentu tidak.
   
  Jadi ada Ilah subyektif, manusia yang menginginkan, manusia yang mendambakan, 
manusia yang mengejar, maka sesuatu yang dikejar oleh manusia itu jadi Ilah 
bagi manusia itu sendiri. Tapi apakah arti Ilah dalam arti sesungguhnya? 
   
  Belum tentu secara obyektif. Oleh sebab itu Ilah itu bisa menjadi banyak, 
jama’nya adalah Alihah, dia bisa berupa benda-benda, orang atau  ambisi jadi 
Ilah. Sehingga di kalangan bangsa Arab ada Ilah yang dikejar oleh manusia tapi 
fiktif, sekedar sesuatu yang diinginkan manusia saja, dicintai, dikejar, 
didamba manusia. Tapi ada Ilah yang sesungguhnya, memang Dialah yang diinginkan 
dan dikejar oleh manusia dan penguasa alam semesta. Ilah dalam arti 
sesungguhnya itu dalam bahasa Arab mendapat awalan alif lam, jadi Al-Ilah itu 
Allahu (dalam pengucapan) lam diidghomkan.
   
  Tapi ada juga yang mengatakan bahwa Ilah itu isim jamad, nama dari zat Tuhan 
alam semesta ini. Tapi sebagian lagi mengatakan bahwa Allah ini bukan nama  zat 
Tuhan,  karena Allah berasal dari kata Ilah, sedangkan Ilah dan Robb hanya 
menjelaskan kedudukan. 
   
  Jadi arti Allah itu sesuatu yang sebenar-benarnya dicintai, dikejar, didamba. 
jika itu yang dipakai,  nama sifatnyau ada, nama kedudukannya ada, Ilah dan 
Robb, lalu  terbentuk kata Allah (Tuhan). Lalu nama zat mana? 
  Sebagian ulama mengatakan nama zat tidak ada. Kenapa? Karena penamaan sesuatu 
berarti pembatasan.
   
  Sebuah pena akan menjadi pena ditangan saya, jika bentuknya begitu dan 
fungsinya begitu, tapi pena sudah tergiling mesin giling, hancur, dia sudah 
tidak disebut pena, sudah berubah bentuk, warna dan zat. Sedangkan zat Allah 
Maha Tidak terbatas. Zat Allah tidak ada yang pernah mengenali, sesuatu yang 
tidak terhenti, terbatasi. Mana bisa dinamai, jika dinamakan berarti membatasi.
   
  Dalam ilmu Keimanan, maka Dia Yang Maha Kuasa, Tuhan alam semesta hanya bisa 
kita kenal:
1. Sifat-sifatnya saja
2. Kedudukannya saja, statusnya sebagai ilah dan robb
3. Soal nama zat, sebagian ulama mengatakan tidak ada nama zat, sehingga dalam 
mengenali Dia, ada sebuah istilah dinamakan Huwa, Dia, Hu.
   
  Istilah Allah sebenarnya sudah digunakan orang Arab sebelum turunnya 
Al-Qur’an. Ayah Nabi Muhammad namanya Abdullah (artinya hamba Allah). Jadi 
orang Arab Quraisy itu sudah mengenal istilah Allah.
  Tapi Allah itu bagaimana menurut orang Quraisy? Allah itu artinya ilah, 
sebenar-benar ilah. Tuhan alam semesta, yang Dia adalah bapak dari 3 orang dewa 
wanita (perempuan) yang disimbolkan dalam bentuk patung Latta, Uzza, Manna yang 
disembah itu. Lalu turunlah ajaran Islam dengan surat Al-Ikhlas. Surat itu 
bukan untuk mengcounter Trinitasnya Kristen, tapi untuk mengcounter konsep 
Trinitasnya Quraisy.
   
  Kelebihan manusia itu mampu memilih. Kesadaran intelektualnya, kesadaran 
moralnya meyebabkan manusia bisa memilih. Dengan naluri ber-Tuhan itu 
kadang-kadang diarahkan pada bukan Tuhan yang sesungguhnya, belum lagi selain 
itu ada unsur hawa (kecenderungan-kecenderungan, keinginan-keinginan). 
Keinginan-keinginan itu bisa membentuk manusia sehingga tidak ber-Tuhan kepada 
yang sebenar-benarnya Tuhan. Tetapi Tuhan yang secara adhoc (secara singkat) 
nampak memberikan pertolongan, memberi manfaat.
   
  Misalnya pertolongan Tuhan tidak terlihat secara langsung. Sementara jika 
punya uang, pertolongan uang itu bisa jelas dan langsung kelihatan, maka orang 
sering terpeleset lalu memper-ilah uang, memper-ilah materi, memper-ilah 
pejabat yang punya kekuasaan. namun secara hakekat, secara substansial apakah 
betul uang itu memberikan daya tolong yang efektif? Sebenarnya tidak. 
   
  Ternyata naluri ber-Tuhan terkalahkan oleh kecenderungan-kecenderungan 
rendahnya yang sesaat, kepentingan sesaat.

Awalan Satuan

Awalan SI

A.pengertian

Prefix SI adalah awalan (prefiks) yang dapat diaplikasikan ke satuan SI untuk membentuk sebuah satuan yang menandakan kelipatan dari satuan tersebut. Banyak awalan SI sudah ada sebelum sistem SI itu sendiri diperkenalkan pada 1960.
Sebagai contoh, awalan 
kilo yang berarti dikalikan dengan 1.000, maka 1kilometer berarti 1.000 meter dan 1 kilowatt berarti 1.000 watt. Awalan mili berarti dibagi dengan seribu, maka 1 milimeter berarti 1/1.000 meter dan 1 mililiter berarti 1/1.000liter.

Tabel awalan SI

 

 

n
10n
Simbol
Ekuivalen dengan angka
24
1024
yotta
Y
satu caturta
1.000.000.000.000.000.000.000.000
21
1021
zetta
Z
satu triyar
1.000.000.000.000.000.000.000
18
1018
exa
E
satu trita
1.000.000.000.000.000.000
15
1015
peta
P
satu dwiyar
1.000.000.000.000.000
12
1012
tera
T
satu triliun
1.000.000.000.000
9
109
giga
G
satu miliar
1.000.000.000
6
106
mega
M
satu juta
1.000.000
3
103
kilo
k
seribu
1.000
2
102
hekto (hecto)
h
seratus
100
1
101
deka (deca)
da
sepuluh
10
0
100
tidak ada
tidak ada
satu
1
-1
10-1
desi (deci)
d
sepersepuluh
0,1
-2
10-2
senti (centi)
c
seperseratus
0,01
-3
10-3
mili
m
seperseribu
0,001
-6
10-6
mikro (micro)
µ
sepersejuta
0,000 001
-9
10-9
nano
n
sepersemiliar
0,000 000 001
-12
10-12
piko (pico)
p
sepersetriliun
0,000 000 000 001
-15
10-15
femto
f
sepersedwiyar
0,000 000 000 000 001
-18
10-18
atto
a
sepersetrita
0,000 000 000 000 000 001
-21
10-21
zepto
z
sepersetriyar
0,000 000 000 000 000 000 001
-24
10-24
yokto (yocto)
y
sepersecaturta
0,000 000 000 000 000 000 000 001